ROH-ROH DALAM PERJANJIAN LAMA
Abstract
Sebagai bagian dari dunia Timur yang tradisional, Perjanjian Lama kaya dengan referensi dunia roh. Meski sering diterjemahkan “roh” (ruh), kata Ibrani ruaḥ tidak lantas merujuk suatu entitas personal yang berdiri sendiri. Dalam konteks Perjanjian Lama, terlalu dini pada tahap itu untuk mengasosiasikan ruaḥ Allah dengan Roh Kudus (person ketiga dalam Allah Trinitas). Dalam konstruksi genitif posesif, ruaḥ Allah (dan sejenisnya) merujuk Allah yang sedang bertindak baik langsung ataupun dalam rangka memampukan seseorang merampungkan tugas khususnya. Pemakaian ruaḥ nonpersonal itu juga terlihat dalam konstruksi genitif efek untuk sosok bukan Allah, yang menggambarkan sebuah efek (nomina abstrak) oleh sesuatu yang nonfisik (ruaḥ) di dalam diri sosok itu. Dalam kaitan dengan Allah sebagai sumbernya, ruaḥ manusia merupakan representasi ketergantungan hidup manusia pada dan relasi dinamisnya dengan Allah.